Halaman

Pengikut

Minggu, 31 Maret 2013

SENYUM WULAN DI SORE ITU (cerpen)


Tugas Cerpen Bahasa Indonesia

SENYUM WULAN di SORE ITU

Dikarang oleh :
Nama                    : Ni’matul Faizah
Kelas                     : X-2
Nomor                 : 19
SMA N 1 BOYOLALI 12 / 13


Senyum di Sore Itu
Terkadang aku merasa menjadi seorang yang tidak beruntung didunia ini , menjadi seorang anak dari pasangan keluarga miskin , yang kehidupan keseharianya hidup dengan banyak hasil hutang daripada piutang , mempunyai dua paman yang mempunyai kelainan jiwa yang menjadi olok – olokan di desa , yah , mungkin ini sebuah aib besar untuk keluargaku . Aku tak pernah bisa berpikiran positif untuk semuanya itu , jelas saja aku tak bisa bersyukur dengan apa yang Allah SWT berikan untukku saat ini . Aku rasa lebih banyak kesialan yang selama ini aku alami daripada kebahagian .
Namaku Dewi Wulandari , teman – teman memanggilku Wulan , aku anak pertama dari dua bersaudara .  Aku bersekolah di SMA 1 Boyolali , dan sekarang menginjak kelas 10 . Beruntung sekali anak orang tak berada sepertiku dapat lolos seleksi dan menjadi warga SMA 1 Boyolali , sekolah unggulan di Boyolali , tapi , tentu saja aku harus meminta keringanan biaya kepada sekolah elite ini . Mungkin ini cerita pembuka dari tong – tong ceritaku .
_-_-_
“Lan , Wulan , bangun , ini sudah jam dua , pelajaran udah selesai kali .” Gugah Leni , sahabatku dari SMP . “Hoam , ngantuk banget , Len , tadi aku mimpi apa ya ?” Kataku sambil mengusap mata air yang mengucur dari mulutku . “Ya gak tahu , kamu crobo deh , lihat tuh iler kamu nyampe dimana – mana , ayo kamu jadi nebeng gak ?”Tanyanya . “Jadi donk , aku kan Cuma bawa uang pas , nebeng sampe SGM ya . “Kataku .”Gila kamu , rumah kamu kan Candi , masa’ sampai ke SGM sih .” Jawabnya .”SGM itu Sunggingan Grand Market , bukan Solo Grand Mall mbak sis .”Celotehku . “Oalah , ya udah , ayo ke parkiran ya , kamu nanti yang didepan lho .” Katanya . Kami langsung menuju parkiran sekolah kami yang berada di sebelah utara dekat ruang kelas 12 , aku menuju sepedamotor matic warna hitam yang diparkir paling pinggir , dan segera menyetarternya . “Udah shalat , Len ?” Tanyaku padanya .”Belum , kamu ?”Tanyanya balik .”Udah lah , tadi waktu istirahat kedua . Kamu shalat dulu aja , aku tunggu . “ Tawarku . “Enggak ah , aku shalat dirumah masih nyampe kok .” Jawabnya . Setelah mendengar jawabanya langsung saja aku memakai helm dan meluncur menuju SGM , tempat angkot desaku nge-time .
_-_-_
Pukul 4 sore aku sampai dirumah . “Assalamu’alaikum.” Aku membuka pintu rumahku . “Wa’alaikumsalam , kok baru pulang , Nduk ?”Tanya ibuku dari dapur . “Salah siapa gak mau beliin Wulan sepedamotor  , udah tahu kalau angkot desa kita kalau ngetime lama . “Jawabku dengan culas . Ibu hanya terdiam dan memberikanku piring dan sendok . “Sudah shalat ? “ Tanya ibu lagi . “Sudah .”Jawabku singkat . “Shalat asyar lho , Nduk ?”Tanya ibu lagi , “ Belum , bue itu gimana , jelas – jelas anak baru pulang sekolah , biar makan dulu , istirahat , e , ini malah di introgasi , capek  sekolah buk . “Aku justru marah – marah dengan perhatian yang dilontarkan oleh ibuku . “Ya sudah , tapi jangan lupa shalat ya , Nduk .”Senyum ibuku sedikit menyadarkanku , ah , betapa durhakanya aku , ah , tapi ini bukan salahku juga , ini salah dari bapak dan ibu , kalau bayi akan lahir bisa memilih siapa orangtua mereka , pasti aku gak akan memilih untuk terlahir dari keluarga ini . Setelah makan aku segera bergegas untuk ganti baju , mandi , dan shalat asyar , tepat pukul 5 sore aku selesai dan segera menghidupkan TV mengaturnya ke stasiun TV favoritku . Tepat waktu iklan , terdengar suara sepedamotor tua ayahku pulang dari tempat kerjanya . Aku langsung merapikan amben yang berada tepat didepan TV dan mencari sapu untuk membersihkan lantainya . “ Assalamu’alaikum .” Kata Bapak . “Wa’alaikumsalam .” Jawabku singkat . “Bue mana , Lan ?” Tanyanya .”Ibu ngasih kambing makan , Pak , di belakang . “ Jawabku . “Oh ... Itu acara TV nya diganti tho , diganti berita , masa’ bapakmu suruh nonton Naruto “ Suruh Bapakku .”Udah selesai kok , Pak  , acara beritanya , sekarang mulainya jam setengah 5 acara berita itu , sekarang jatah kartunku ya , Pak .” Sergahku . Bapak memang sangat suka dengan berita , dan bapak juga sangat suka kebersihan , jika beliau melihat rumah yang berantakan , beliau akan marah, dan pasti sasarannya aku , karena aku anak pertama , terkadang aku benci dengan bapakku sendiri , beliau orang yang sangat kaku dan tidak mau mengalah , tapi bapak sangat sayang dengan adikku dan ibu , Cuma aku yang tersia – siakan . Aku terlalu terbiasa dengan sikap acuh dari bapak , jadi aku tak mau ambil pusing dengan semuanya . “Lan , ambilkan gelas , bapak lupa ambil gelas .”Suruh bapak .”Iya , Pak .” Jawabku segera . Aku mengambilkan gelas didapur , dan mengambilkan air putih dari kendil , “Ini , Pak .” Ku berikan gelas itu kepada bapak , setelah itu aku menuju ke ruang depan untuk menonton TV lagi . Terdengar suara pintu belakang rumah terbuka , ternyata itu ibu . “Eh , udah pulang tho , Pak .” terdengar jelas suara ibuku , karena ruang makan hanya berada di belakang almari tempat TV ku berada . “Udah tho .” Jawab Bapak . “Pak , udah dapat utangan ? Soalnya uang kita Cuma tinggal 50 ribu .” Jelas ibuku . “Belum itu buk , mau pinjam siapa lagi ? Sama Mas Marwan , lha wong dia saja sedang kesusahan , anaknya , Si Dika , sedang ada dirumah sakit , dia pasti butuh uang banyak , sama Pak Eko , kita aja belum bayar utang yang lalu , sama bank , tidak berani , bagaimana ini , Buk?”Tanya Bapak .”Ibu jual sengon aja ya , Pak ?”Tawar Ibu .”Ya sudah , jika Cuma itu jalan keluarnya , jual saja .” Jawab Bapak . Rasanya iba saat mendengar kesulitan orangtuaku , yang serba hidup dengan hasil hutang , rasa kasihan bercampur dengan rasa benci karena terlahir sebagai anak orang tak punya .
-­_-_-
Setelah shalat maghrib , aku duduk didepan amben tempatku belajar bersama dengan adikku , amben yang serbaguna , untukku tidur jika malas dikamar , menonton tv , berkumpulnya keluarga kecilku , serta belajarpun kami lakukan disini , karena semua itu hanya memungkinkan untuk dilakukan di amben sederhana itu . Adikku yang masih kelas 3 SD belajar tentang perkalian dasar , sedang aku belajar tentang fungsi kuadrat . Tiba-tiba handphone kunoku bergetar , tanda sms masuk , dan ku buka , ternyata dari teman laki-laki yang aku sukai , namanya Luqman , teman SMP yang berbeda sekolah saat ini .” Lagi apa , Lan ?” Tanyanya . “Lagi belajar , kamu ?” Jawabku . “Aku lagi mikirin sesuatu .” Jawabnya . “Lagi mikirin apa tho ? Barangkali aku bisa bantu .” Tanyaku .”Lagi mikirin kamu . Hehe . Lagi mikirin rumus fisika buat mencari besaran vektor nih . “ Kamipun bersms-an ria . Belum sampai 15 menit aku bersms ria dengan Luqman .”Lan , bu’e beliin kamu hp ini bukan untuk disalah-gunakan . Ini jam untuk belajar , kasih contoh yang baik buat adikmu .” Tegas Ibukku . “Cuman handphone kaya’ gini tho , buk . Handphone unpoliponik , handphone jadul .” Sergahku . Ibu hanya diam , aku merasa menang dengan perdebatan dengan ibu , tapi , tetap saja , perkataan beliau benar , jadi aku hentikan smsanku dan segera belajar .
-_-_-
Sabtu pagi itu , aku bangun terlambat , biasanya aku bangun pukul 4 pagi , tapi hari ini aku bangun pukul setengah 6 . “Mati aku , udah jam setengah 6 , pasti bapak marah banget ini .” Aku segera bergegas menuju kamar mandi untuk wudhu . Kamar mandiku terletak disamping pawon untuk memasak , saat aku akan memasuki kamar mandi terlihat ibu sedang memasak nasi dan ayah sedang mencincang singkong untuk memberi makan kambing , namun , raut wajah beliau terlihat sangat marah . Aku ingin acuh dengan semua itu , segera aku masuk ke kamar mandi dan mengambil air wudhu dari kaleng cat yang di lubangi untuk pancuran air wudhu . Dan menuju amben shalat untuk shalat subuh . “ Sebenarnya anak itu maunya apa tho , Buk ? Jam segini baru bangun , baru shalat subuh juga , malu bapak punya anak kaya’ gitu .” Kata Bapak . Perkataan itu mengganggu shalatku yang telat , hatiku sakit menelan perkataan yang dilontarkan oleh Bapak kandungku . “Ya  sudah , buat apa Wulan berlajar kalau pada akhirnya Wulan juga akan jadi anak yang memalukan buat , Bapak !” Setelah selesai shalat , aku bergegas mandi , tak sampai 5 menit aku selesai mandi dan segera mengganti baju , semuanya ku lakukan tak sampai 20 menit . “Buk , Wulan berangkat dulu . “Teriakku dari luar rumah .”Lho , Lan , kamu belum sarapan , ini bue buatin kamu nasi goreng .”Aku tak menggubris apa yang dikatakan ibu , aku terus saja berjalan , mencari angkot yang setiap pagi biasanya lewat di jalan depan desaku . Aku menunggu angkot di dekat perempatan desa , perempatan itu juga masih ramai dengan ibu – ibu yang menjual hasil taninya . Aku hanya berdiri , memakan buble gum yang belum termakan kemarin . Di kejauhan terdengar suara sepeda motor tua ayahku yang kian lama semakin jelas , dan tepat perkiraanku , beliau berhenti tepat didepanku . “ Ayo , Pulang ! Kamu gak bareng , Pae ? Punya uang darimana ?! Kamu juga belum sarapan ! Kamu tahu sendiri kalau kamu punya maag !” Sentak Bapakku didepan ibu – ibu penjual hasil tani , pandangan mereka menuju ke arah kami berdua , Bapak seakan tidak peduli betapa malunya aku disentak oleh seseorang walaupun ayahku sendiri . “Gak mau ! Wulan mau naik angkot ! Tadi bapak bilang kalau Bapak malu punya anak kaya’ Wulan !” Sentakku Balik . Perhatian orang-orang  yang sedang berjual-beli semakin fokus terhadap kami , dalam pikiranku hanya terlintas untuk terlihat lebih kuat daripada Bapakku. “Pak , Wulan capek , Wulan capek . “ Jelasku lirih sambil menahan isakan tangis . “Kamu capek , gimana ?! Orang dari tadi pagi gak bantuan bapak apa-apa !”Bapak membalas dengan sentakan yang tak kalah keras dengan penegasanku sebelumnya . “Apa Bapak sadar ! Sedari SD , bapak gak pernah bisa mengabulkan apa yang Wulan inginkan , dulu , waktu kelas 3 SD , Wulan Cuma ingin punya tas barbie warna pink sama kaya’ punya teman-teman , tapi apa , Bapak bilang kalau tas barbie itu gak penting ! Lalu Wulan nabung untuk beli tas barbie sama , saat uangnya terkumpul , teganya Bapak ambil uang Wulan buat bayar utang , mulai dari situ Wulan sakit hati sama Bapak . Waktu kelas 1 SMP , Wulan ingin sekali dibelikan laptop karena kebutuhan sekolah , tapi apa , Bapak justru marahin Wulan , Bapak bilang kalau orang kere jangan bermimpi , dan pada akhirnya kelas 3 SMP , Wulan dapat laptop hadiah dari Bupati , karena peringkat Wulan masuk rangking terbaik kabupaten . Dan SMA ini , Wulan ingin dibelikan sepedamotor . Untuk transportasi pulang – pergi , tapi apa jawaban Bapak sama Ibu , tanpa klarifikasi ! Capek , Wulan Capek , Pak .” Aku tak mampu menahan tangis .”Kamu tahu mengapa Bapak tidak pernah menjawab ya atau tidak atas permintaanmu ?! Karena Bapak takut menyakiti hati kamu ! Jika bapak jawab ya , apa bapak bisa membelikanmu , sedang kita orang tak punya , jika bapak jawab tidak , apa kamu juga bisa terima ? Susah , jika punya uangpun akan bapak belikan . Apa ada orangtua yang eman – eman jika punya uang? Gak ada , Nduk .” Suara Bapak melemah , seakan penyesalan bercampur rasa amarah . Aku hanya bisa terdiam , dan kembali ke rumah dengan bapak , di perjalanan pun aku hanya bisa diam , tak berbicara sepatah katapun dengan beliau . Sesampainya dirumah , ku kurung diriku sendiri dikamar , dan memutuskan untuk tidak berangkat sekolah . Dikamar aku hanya bisa menangis , semangat untuk pergi sekolahpun pudar . Ku rebahkan diriku dikasur yang keras , namun , tetap nyaman ku pakai . Ku pejamkan mataku , membuat semuanya tetap tenang dan pada tempatnya . Dan memulai untuk berpikir . “Apa akan ada perubahan jika aku tetap bersikap keras ? Apa aku akan hidup terus melihat ke atas , kepada teman-temanku yang sebagian besar orang-orang berada ?Apa hal ini mampu menyurutkan semangatku untuk belajar ? Durhakakah seorang anak meminta sesuatu yang ia butuhkan kepada orangtuanya?”Kataku dalam batin . Akupun tertidur lagi dikamar pagi itu , tak menggubris berapa lama lagi waktu menelan kesempatanku , aku hanya remaja labil yang belum mengerti hidup .
-_-_-
Sekitar pukul 10 sabtu pagi itu . “Bruk” terdengar seperti ada yang jatuh , akupun mendengar hal itu , namun , aku malas untuk bangun . Mbah Putri  berteriak dari belakang rumah , ibu mengetuk-ngetuk pintu bambu kamarku . “Lan , Lan , Lek Amin collapse . Cepat bantuin simbahmu , Mbah kung sedang gak ada dirumah.” Kata Ibu . Dengan langkah agak malas , aku membuka pintu kamar , dan menuju belakang rumah , tempat Pamanku , Lek Amin collapse . Aku segera mengambil gluthuk(gerobak beroda satu didepan) untuk membawa Lek Amin . Aku dan ibu menggotong tubuh Lek Amin ke gluthuk itu , dan segera membawanya kerumah simbah yang berada tepat disamping TKP itu . Lalu ku rebahkan tubuh Lek Amin ke amben simbah , ku buat posisi kakinya lebih tinggi daripada badannya , ku pijat kaki dan tangannya , ilmu yang aku dapat dari ekskul PMR di SMP , sedang simbah putri mengambil kain untuk membersihkan busa yang ada dimulutnya . Ya , Pamanku , Lek Amin menderita epilepsy basah ,  dan Pamanku satunya , Lek Nasyir , menderita kelainan jiwa sejak kecil atau autisme . Hanya dua yang normal , yaitu Bapakku dan Bulekku yang sekarang tinggal di Surabaya . Lek Amin jika collapse nya tidak ambruk , pasti mengamuk , dan pernah ia hampir membunuhku dan adikku , ia pernah mencambuk adikku hingga adikku pingsan , dan ia pernah menjebloskan kepalaku ke tembok dekat masjid . Sedang , Lek Nasyir , ia dipasung di ruang tersendiri , karena ia sering mengganggu gadis-gadis didesa . Mereka sering menjadi olok-olokan didesa , apalagi saat kumpulan remaja , setiap orang pasti membicarakan mereka , tanpa sadar , jika mereka membicarakan dua pamanku didepanku . Terkadang , anak-anak kecil didesaku memainkan collapse nya Lek Amin , yang lainnya berperan sebagai simbah kung , bapak , aku dan simbah putri , mereka menganggapnya sebuah hiburan , padahal bagiku , itu semua musibah ! Rasa sakit terhadap masyarakat desaku , rasa sakit karena cubiran dan olokan terhadap keluargaku , membuatku mendendam terhadap masyarakat desa . Dendam itu aku tumpahkan dengan prestasi yang aku janjikan sendiri untuk mengubah pandangan mereka terhadap keluargaku suatu saat nanti , entah , apa dendam seperti ini boleh dilakukan dalam agama atau tidak , aku tak peduli , hanya cara itu yang dapat aku lakukan . “Nduk , sudah selesai , kan ? Ayo pulang .” Ajak ibuku . “Em , Iya buk .” Ku rebahkan badanku di amben TV , ku nyalakan TV nya , dan bersantai . Ibu mengambil pakaian yang belum dilipat , dan ditaruhnya di amben . “Bantuin bue , Lan .” Suruh Ibu . Aku tak melakukan perintah beliau , aku justru menyadarkan kepalaku di pangkuan beliau . “Buk , apa Wulan salah ya menganggap jika Wulan itu orang paling tidak beruntung didunia ini? Wulan Cuma anak dari keluarga miskin , punya dua paman yang abnormal , yang jadikan olokan didesa ini .” Ceritaku kepada Ibu . ”Dulu , bue juga pernah menyesal menikah dengan Bapakmu , dulu kita hidup di Semarang , dan Bapak tidak pernah cerita jika punya adik seperti mereka , namun , saat bue dibawa ke desa , baru tahu ibu jika kondisinya seperti ini , keluarga kita dikucilkan masyarakat , pernah terlintas dalam pikiran bue untuk minta cerai , namun , waktu itu sudah ada kamu , jadi ibu mikirin nasib kamu juga . Dan pada suatu hari ada suatu hal yang menyadarkan bue jika bue masih beruntung , saat kita mudik ke Wonosobo , naik bus dulu waktu kamu masih 4 tahun , waktu busnya macet , waktu hujan deras , bue melihat keluarga yang hanya hidup di sebuah gerobak , terlihat seorang anak kecil ada didalam gerobak dan seorang laki-laki yang bue kira itu bapaknya , dan ibunya menarik gerobak itu menuju emperan toko , bapaknya tadi terlihat seperti sakit keras , jadi ibunya tadi yang terlihat susah payah , sejak itu , ibu bersyukur , ya , walaupun keluarga kita masih kurang mampu , tapi jika kita mensyukuri nikmatNya , bue yakin , kita akan diberi kenikmatan yang lebih , dan ternyata iya , bue diberi anugerah anak yang cantik dan pintar serta anak laki-laki yang sangat kuat dan pintar . “Terang Ibuku .”Oh ... Begitu ya , buk . Maafin Wulan , ya .” Kataku paham . Ibu hanya tersenyum , namun , senyuman itu telah membuatku cukup puas .
-_-_-
Sore harinya , Bapak pulang dari tempat kerja , aku tiduran di amben depan TV sambil menonton Naruto , kartun kesayanganku , Bapak meletakkan helm nya di meja tamu . Dan duduk di sampingku .”Lan , Bapak sudah dapat pinjaman 12 juta dari bank , bisa buat beliin sepedamotor buat kamu . “ Jelas Bapak . “ Maafin Wulan ya , Pak .” Aku berkata dengan lirih . “Lho , lha kenapa tho , Nduk ?” Tanya Bapak .”Wulan terlalu banyak menuntut kepada bapak , kepada Tuhan , dan kepada hidup .”Jelasku tapi dengan nada yang masih lirih . “Bapak gak usah beliin Wulan sepedamotor , seadanya saja . Wulan cukup bersyukur , dan akan terus bersyukur , karena Wulan yakin Tuhan menciptakan kehidupan yang keras buat Wulan karena ada maksud Tuhan yang nanti akan Wulan dapat . “ Jelasku . “Maafin Bapak juga ya , Lan .” Bapak berkata seperti itu . Semenjak kejadian itu , keluarga kami semakin harmonis , walaupun pada akhirnya aku harus menanggung olokan warga desa tentang kedua pamanku , dan tidak mendapatkan sepedamotor , namun , semua itu menjadi acuanku untuk terus berprestasi , terbukti dengan prestasi disekolah yang masuk 3 besar , lomba-lomba yang aku menangkan dan aku berhasil mendapat beasiswa ke UGM , jurusan kedokteran , untuk menunjang cita-citaku sebagai dokter spesialis syaraf .
~SELESAI~
Unsur Intrinsik
1.       Tema                    : Sosial
2.       Tokoh dan Watak          
Wulan                  ( Kurang bersyukur , cengeng , pintar , dan pendendam)
Leni                       ( Santai )
Ibu Wulan          (Bijaksana , pandai bersyukur , pengalah )
Bapak Wulan    (Keras kepala , kaku )
Luqman               ( Perayu )
Simbah Putri     (Khawatiran)
3.       Alur                           : Maju
4.       Setting
Tempat                   : Tempat parkir (Kami langsung menuju parkiran sekolah kami yang berada di sebelah utara dekat ruang kelas 12)
Waktu                      : Pukul 10 pagi (Sekitar pukul 10 sabtu pagi itu . “Bruk” terdengar seperti ada yang jatuh )
Suasana                   : Tegang dan memalukan (Sentak Bapakku didepan ibu – ibu penjual hasil tani , pandangan mereka menuju ke arah kami berdua , Bapak seakan tidak peduli betapa malunya aku disentak oleh seseorang walaupun ayahku sendiri )
5.       Sudut Pandang: Orang pertama pelaku pertama
6.       Amanat                : Syukurilah apa yang ada disekitarmu , karena Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kita .
Unsur Ekstrinsik
1.       Biografi Pengarang :
Nama                    : Ni’matul Faizah ( Faizah Yudhoyono / Faiz )
TTL                       : Boyolali , 18 Oktober 1997
                Telah menulis banyak sekali cerpen , puisi dan lagu yang hanya dipublikasikan di facebook dan blog-nya Fb : Ni’matul Faizah atau Nimatul Faizah . Twitter : @Faiznfaizah . Blog : faiznfaizah.blogspot.com atau monyetremajagila.blogspot.com . Diantaranya Cerpen : Kasih Tak Berujung , Tuhan Yang Tahu , Cintaku tertinggal di SMP , dll . Puisi : Kisah Bapak Pembeli rongsokan , Cahaya , Bait untuk Ayah Ibu , Hanya Sebatas Mimpi , Kue Oktoberku dll . Lagu : Ku rindu , Namun ku Tak Mampu , Letih , Pengkhianat , dll . Saat ini duduk di kelas X2 , di SMA N 1 Boyolali .
2.       Latar Belakang : Nilai Sosial ( Konflik keluarga serta Keluarga yang dikucilkan masyarakat)
Nilai Keagamaan ( Bersyukur )


Ucapan Terimakasih
1 . Kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan saya kemampuan serta kemauan untuk menulis cerpen ini .
2 . Kepada keluarga kecil saya yang setia memberi masukan untuk cerpen saya
3 . Kepada Ibu Catur selaku Guru Bahasa Indonesia kelas X2 dan kelas X yang lain TA. 12 / 13
4 . Kepada teman – teman yang mau menyempatkan waktu membaca cerpen saya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar