Tugas Cerpen Bahasa Indonesia
SENYUM WULAN di SORE ITU
Dikarang oleh :
Nama :
Ni’matul Faizah
Kelas :
X-2
Nomor :
19
SMA N 1 BOYOLALI 12 / 13
Senyum di Sore Itu
Terkadang aku merasa menjadi seorang yang tidak beruntung didunia
ini , menjadi seorang anak dari pasangan keluarga miskin , yang kehidupan
keseharianya hidup dengan banyak hasil hutang daripada piutang , mempunyai dua
paman yang mempunyai kelainan jiwa yang menjadi olok – olokan di desa , yah ,
mungkin ini sebuah aib besar untuk keluargaku . Aku tak pernah bisa berpikiran
positif untuk semuanya itu , jelas saja aku tak bisa bersyukur dengan apa yang
Allah SWT berikan untukku saat ini . Aku rasa lebih banyak kesialan yang selama
ini aku alami daripada kebahagian .
Namaku Dewi Wulandari , teman – teman memanggilku Wulan , aku anak
pertama dari dua bersaudara . Aku
bersekolah di SMA 1 Boyolali , dan sekarang menginjak kelas 10 . Beruntung sekali
anak orang tak berada sepertiku dapat lolos seleksi dan menjadi warga SMA 1
Boyolali , sekolah unggulan di Boyolali , tapi , tentu saja aku harus meminta
keringanan biaya kepada sekolah elite ini . Mungkin ini cerita pembuka dari
tong – tong ceritaku .
_-_-_
“Lan , Wulan , bangun , ini sudah jam dua , pelajaran udah selesai
kali .” Gugah Leni , sahabatku dari SMP . “Hoam , ngantuk banget , Len , tadi
aku mimpi apa ya ?” Kataku sambil mengusap mata air yang mengucur dari mulutku
. “Ya gak tahu , kamu crobo deh ,
lihat tuh iler kamu nyampe dimana – mana , ayo kamu jadi nebeng gak ?”Tanyanya . “Jadi donk , aku kan Cuma bawa uang pas ,
nebeng sampe SGM ya . “Kataku .”Gila kamu , rumah kamu kan Candi , masa’ sampai
ke SGM sih .” Jawabnya .”SGM itu Sunggingan Grand Market , bukan Solo Grand
Mall mbak sis .”Celotehku . “Oalah , ya udah , ayo ke parkiran ya , kamu nanti
yang didepan lho .” Katanya . Kami langsung menuju parkiran sekolah kami yang
berada di sebelah utara dekat ruang kelas 12 , aku menuju sepedamotor matic
warna hitam yang diparkir paling pinggir , dan segera menyetarternya . “Udah
shalat , Len ?” Tanyaku padanya .”Belum , kamu ?”Tanyanya balik .”Udah lah ,
tadi waktu istirahat kedua . Kamu shalat dulu aja , aku tunggu . “ Tawarku .
“Enggak ah , aku shalat dirumah masih nyampe kok .” Jawabnya . Setelah
mendengar jawabanya langsung saja aku memakai helm dan meluncur menuju SGM ,
tempat angkot desaku nge-time .
_-_-_
Pukul 4 sore aku sampai dirumah . “Assalamu’alaikum.” Aku membuka
pintu rumahku . “Wa’alaikumsalam , kok baru pulang , Nduk ?”Tanya ibuku dari
dapur . “Salah siapa gak mau beliin Wulan sepedamotor , udah tahu kalau angkot desa kita kalau
ngetime lama . “Jawabku dengan culas . Ibu hanya terdiam dan memberikanku
piring dan sendok . “Sudah shalat ? “ Tanya ibu lagi . “Sudah .”Jawabku singkat
. “Shalat asyar lho , Nduk ?”Tanya ibu lagi , “ Belum , bue itu gimana , jelas
– jelas anak baru pulang sekolah , biar makan dulu , istirahat , e , ini malah
di introgasi , capek sekolah buk . “Aku
justru marah – marah dengan perhatian yang dilontarkan oleh ibuku . “Ya sudah ,
tapi jangan lupa shalat ya , Nduk .”Senyum ibuku sedikit menyadarkanku , ah ,
betapa durhakanya aku , ah , tapi ini bukan salahku juga , ini salah dari bapak
dan ibu , kalau bayi akan lahir bisa memilih siapa orangtua mereka , pasti aku
gak akan memilih untuk terlahir dari keluarga ini . Setelah makan aku segera
bergegas untuk ganti baju , mandi , dan shalat asyar , tepat pukul 5 sore aku
selesai dan segera menghidupkan TV mengaturnya ke stasiun TV favoritku . Tepat
waktu iklan , terdengar suara sepedamotor tua ayahku pulang dari tempat
kerjanya . Aku langsung merapikan amben yang
berada tepat didepan TV dan mencari sapu untuk membersihkan lantainya . “
Assalamu’alaikum .” Kata Bapak . “Wa’alaikumsalam .” Jawabku singkat . “Bue
mana , Lan ?” Tanyanya .”Ibu ngasih kambing makan , Pak , di belakang . “
Jawabku . “Oh ... Itu acara TV nya diganti tho , diganti berita , masa’ bapakmu
suruh nonton Naruto “ Suruh Bapakku .”Udah selesai kok , Pak , acara beritanya , sekarang mulainya jam
setengah 5 acara berita itu , sekarang jatah kartunku ya , Pak .” Sergahku . Bapak
memang sangat suka dengan berita , dan bapak juga sangat suka kebersihan , jika
beliau melihat rumah yang berantakan , beliau akan marah, dan pasti sasarannya
aku , karena aku anak pertama , terkadang aku benci dengan bapakku sendiri ,
beliau orang yang sangat kaku dan tidak mau mengalah , tapi bapak sangat sayang
dengan adikku dan ibu , Cuma aku yang tersia – siakan . Aku terlalu terbiasa
dengan sikap acuh dari bapak , jadi aku tak mau ambil pusing dengan semuanya .
“Lan , ambilkan gelas , bapak lupa ambil gelas .”Suruh bapak .”Iya , Pak .”
Jawabku segera . Aku mengambilkan gelas didapur , dan mengambilkan air putih
dari kendil , “Ini , Pak .” Ku berikan
gelas itu kepada bapak , setelah itu aku menuju ke ruang depan untuk menonton
TV lagi . Terdengar suara pintu belakang rumah terbuka , ternyata itu ibu . “Eh
, udah pulang tho , Pak .” terdengar jelas suara ibuku , karena ruang makan
hanya berada di belakang almari tempat TV ku berada . “Udah tho .” Jawab Bapak
. “Pak , udah dapat utangan ? Soalnya uang kita Cuma tinggal 50 ribu .” Jelas
ibuku . “Belum itu buk , mau pinjam siapa lagi ? Sama Mas Marwan , lha wong dia
saja sedang kesusahan , anaknya , Si Dika , sedang ada dirumah sakit , dia
pasti butuh uang banyak , sama Pak Eko , kita aja belum bayar utang yang lalu ,
sama bank , tidak berani , bagaimana ini , Buk?”Tanya Bapak .”Ibu jual sengon
aja ya , Pak ?”Tawar Ibu .”Ya sudah , jika Cuma itu jalan keluarnya , jual saja
.” Jawab Bapak . Rasanya iba saat mendengar kesulitan orangtuaku , yang serba
hidup dengan hasil hutang , rasa kasihan bercampur dengan rasa benci karena
terlahir sebagai anak orang tak punya .
-_-_-
Setelah shalat maghrib , aku duduk didepan amben tempatku belajar bersama dengan adikku , amben yang serbaguna
, untukku tidur jika malas dikamar , menonton tv , berkumpulnya keluarga
kecilku , serta belajarpun kami lakukan disini , karena semua itu hanya
memungkinkan untuk dilakukan di amben sederhana itu . Adikku yang masih kelas 3
SD belajar tentang perkalian dasar , sedang aku belajar tentang fungsi kuadrat
. Tiba-tiba handphone kunoku bergetar , tanda sms masuk , dan ku buka ,
ternyata dari teman laki-laki yang aku sukai , namanya Luqman , teman SMP yang
berbeda sekolah saat ini .” Lagi apa , Lan ?” Tanyanya . “Lagi belajar , kamu
?” Jawabku . “Aku lagi mikirin sesuatu .” Jawabnya . “Lagi mikirin apa tho ?
Barangkali aku bisa bantu .” Tanyaku .”Lagi mikirin kamu . Hehe . Lagi mikirin
rumus fisika buat mencari besaran vektor nih . “ Kamipun bersms-an ria . Belum
sampai 15 menit aku bersms ria dengan Luqman .”Lan , bu’e beliin kamu hp ini
bukan untuk disalah-gunakan . Ini jam untuk belajar , kasih contoh yang baik
buat adikmu .” Tegas Ibukku . “Cuman handphone kaya’ gini tho , buk . Handphone
unpoliponik , handphone jadul .” Sergahku . Ibu hanya diam , aku merasa menang
dengan perdebatan dengan ibu , tapi , tetap saja , perkataan beliau benar ,
jadi aku hentikan smsanku dan segera belajar .
-_-_-
Sabtu pagi itu , aku bangun terlambat , biasanya aku bangun pukul
4 pagi , tapi hari ini aku bangun pukul setengah 6 . “Mati aku , udah jam
setengah 6 , pasti bapak marah banget ini .” Aku segera bergegas menuju kamar
mandi untuk wudhu . Kamar mandiku terletak disamping pawon untuk memasak , saat aku akan memasuki kamar mandi terlihat
ibu sedang memasak nasi dan ayah sedang mencincang singkong untuk memberi makan
kambing , namun , raut wajah beliau terlihat sangat marah . Aku ingin acuh
dengan semua itu , segera aku masuk ke kamar mandi dan mengambil air wudhu dari
kaleng cat yang di lubangi untuk pancuran air wudhu . Dan menuju amben shalat
untuk shalat subuh . “ Sebenarnya anak itu maunya apa tho , Buk ? Jam segini
baru bangun , baru shalat subuh juga , malu bapak punya anak kaya’ gitu .” Kata
Bapak . Perkataan itu mengganggu shalatku yang telat , hatiku sakit menelan
perkataan yang dilontarkan oleh Bapak kandungku . “Ya sudah , buat apa Wulan berlajar kalau pada
akhirnya Wulan juga akan jadi anak yang memalukan buat , Bapak !” Setelah
selesai shalat , aku bergegas mandi , tak sampai 5 menit aku selesai mandi dan
segera mengganti baju , semuanya ku lakukan tak sampai 20 menit . “Buk , Wulan
berangkat dulu . “Teriakku dari luar rumah .”Lho , Lan , kamu belum sarapan ,
ini bue buatin kamu nasi goreng .”Aku tak menggubris apa yang dikatakan ibu ,
aku terus saja berjalan , mencari angkot yang setiap pagi biasanya lewat di
jalan depan desaku . Aku menunggu angkot di dekat perempatan desa , perempatan
itu juga masih ramai dengan ibu – ibu yang menjual hasil taninya . Aku hanya
berdiri , memakan buble gum yang
belum termakan kemarin . Di kejauhan terdengar suara sepeda motor tua ayahku
yang kian lama semakin jelas , dan tepat perkiraanku , beliau berhenti tepat
didepanku . “ Ayo , Pulang ! Kamu gak bareng , Pae ? Punya uang darimana ?!
Kamu juga belum sarapan ! Kamu tahu sendiri kalau kamu punya maag !” Sentak
Bapakku didepan ibu – ibu penjual hasil tani , pandangan mereka menuju ke arah
kami berdua , Bapak seakan tidak peduli betapa malunya aku disentak oleh
seseorang walaupun ayahku sendiri . “Gak mau ! Wulan mau naik angkot ! Tadi
bapak bilang kalau Bapak malu punya anak kaya’ Wulan !” Sentakku Balik .
Perhatian orang-orang yang sedang
berjual-beli semakin fokus terhadap kami , dalam pikiranku hanya terlintas
untuk terlihat lebih kuat daripada Bapakku. “Pak , Wulan capek , Wulan capek .
“ Jelasku lirih sambil menahan isakan tangis . “Kamu capek , gimana ?! Orang
dari tadi pagi gak bantuan bapak apa-apa !”Bapak membalas dengan sentakan yang
tak kalah keras dengan penegasanku sebelumnya . “Apa Bapak sadar ! Sedari SD ,
bapak gak pernah bisa mengabulkan apa yang Wulan inginkan , dulu , waktu kelas
3 SD , Wulan Cuma ingin punya tas barbie warna pink sama kaya’ punya
teman-teman , tapi apa , Bapak bilang kalau tas barbie itu gak penting ! Lalu
Wulan nabung untuk beli tas barbie sama , saat uangnya terkumpul , teganya
Bapak ambil uang Wulan buat bayar utang , mulai dari situ Wulan sakit hati sama
Bapak . Waktu kelas 1 SMP , Wulan ingin sekali dibelikan laptop karena
kebutuhan sekolah , tapi apa , Bapak justru marahin Wulan , Bapak bilang kalau
orang kere jangan bermimpi , dan pada akhirnya kelas 3 SMP , Wulan dapat laptop
hadiah dari Bupati , karena peringkat Wulan masuk rangking terbaik kabupaten .
Dan SMA ini , Wulan ingin dibelikan sepedamotor . Untuk transportasi pulang –
pergi , tapi apa jawaban Bapak sama Ibu , tanpa klarifikasi ! Capek , Wulan
Capek , Pak .” Aku tak mampu menahan tangis .”Kamu tahu mengapa Bapak tidak
pernah menjawab ya atau tidak atas permintaanmu ?! Karena Bapak takut menyakiti
hati kamu ! Jika bapak jawab ya , apa bapak bisa membelikanmu , sedang kita
orang tak punya , jika bapak jawab tidak , apa kamu juga bisa terima ? Susah ,
jika punya uangpun akan bapak belikan . Apa ada orangtua yang eman – eman jika punya uang? Gak ada ,
Nduk .” Suara Bapak melemah , seakan penyesalan bercampur rasa amarah . Aku
hanya bisa terdiam , dan kembali ke rumah dengan bapak , di perjalanan pun aku
hanya bisa diam , tak berbicara sepatah katapun dengan beliau . Sesampainya
dirumah , ku kurung diriku sendiri dikamar , dan memutuskan untuk tidak
berangkat sekolah . Dikamar aku hanya bisa menangis , semangat untuk pergi sekolahpun
pudar . Ku rebahkan diriku dikasur yang keras , namun , tetap nyaman ku pakai .
Ku pejamkan mataku , membuat semuanya tetap tenang dan pada tempatnya . Dan
memulai untuk berpikir . “Apa akan ada perubahan jika aku tetap bersikap keras
? Apa aku akan hidup terus melihat ke atas , kepada teman-temanku yang sebagian
besar orang-orang berada ?Apa hal ini mampu menyurutkan semangatku untuk
belajar ? Durhakakah seorang anak meminta sesuatu yang ia butuhkan kepada
orangtuanya?”Kataku dalam batin . Akupun tertidur lagi dikamar pagi itu , tak
menggubris berapa lama lagi waktu menelan kesempatanku , aku hanya remaja labil
yang belum mengerti hidup .
-_-_-
Sekitar pukul 10 sabtu pagi itu . “Bruk” terdengar seperti ada
yang jatuh , akupun mendengar hal itu , namun , aku malas untuk bangun . Mbah
Putri berteriak dari belakang rumah ,
ibu mengetuk-ngetuk pintu bambu kamarku . “Lan , Lan , Lek Amin collapse . Cepat bantuin simbahmu , Mbah
kung sedang gak ada dirumah.” Kata Ibu . Dengan langkah agak malas , aku
membuka pintu kamar , dan menuju belakang rumah , tempat Pamanku , Lek Amin
collapse . Aku segera mengambil gluthuk(gerobak
beroda satu didepan) untuk membawa Lek Amin . Aku dan ibu menggotong tubuh Lek
Amin ke gluthuk itu , dan segera membawanya kerumah simbah yang berada tepat
disamping TKP itu . Lalu ku rebahkan tubuh Lek Amin ke amben simbah , ku buat
posisi kakinya lebih tinggi daripada badannya , ku pijat kaki dan tangannya ,
ilmu yang aku dapat dari ekskul PMR di SMP , sedang simbah putri mengambil kain
untuk membersihkan busa yang ada dimulutnya . Ya , Pamanku , Lek Amin menderita
epilepsy basah , dan Pamanku satunya ,
Lek Nasyir , menderita kelainan jiwa sejak kecil atau autisme . Hanya dua yang
normal , yaitu Bapakku dan Bulekku yang sekarang tinggal di Surabaya . Lek Amin
jika collapse nya tidak ambruk , pasti mengamuk , dan pernah ia hampir
membunuhku dan adikku , ia pernah mencambuk adikku hingga adikku pingsan , dan
ia pernah menjebloskan kepalaku ke tembok dekat masjid . Sedang , Lek Nasyir ,
ia dipasung di ruang tersendiri , karena ia sering mengganggu gadis-gadis didesa
. Mereka sering menjadi olok-olokan didesa , apalagi saat kumpulan remaja ,
setiap orang pasti membicarakan mereka , tanpa sadar , jika mereka membicarakan
dua pamanku didepanku . Terkadang , anak-anak kecil didesaku memainkan collapse
nya Lek Amin , yang lainnya berperan sebagai simbah kung , bapak , aku dan
simbah putri , mereka menganggapnya sebuah hiburan , padahal bagiku , itu semua
musibah ! Rasa sakit terhadap masyarakat desaku , rasa sakit karena cubiran dan
olokan terhadap keluargaku , membuatku mendendam terhadap masyarakat desa . Dendam
itu aku tumpahkan dengan prestasi yang aku janjikan sendiri untuk mengubah
pandangan mereka terhadap keluargaku suatu saat nanti , entah , apa dendam
seperti ini boleh dilakukan dalam agama atau tidak , aku tak peduli , hanya
cara itu yang dapat aku lakukan . “Nduk , sudah selesai , kan ? Ayo pulang .”
Ajak ibuku . “Em , Iya buk .” Ku rebahkan badanku di amben TV , ku nyalakan TV
nya , dan bersantai . Ibu mengambil pakaian yang belum dilipat , dan ditaruhnya
di amben . “Bantuin bue , Lan .” Suruh Ibu . Aku tak melakukan perintah beliau
, aku justru menyadarkan kepalaku di pangkuan beliau . “Buk , apa Wulan salah
ya menganggap jika Wulan itu orang paling tidak beruntung didunia ini? Wulan Cuma
anak dari keluarga miskin , punya dua paman yang abnormal , yang jadikan olokan
didesa ini .” Ceritaku kepada Ibu . ”Dulu , bue juga pernah menyesal menikah
dengan Bapakmu , dulu kita hidup di Semarang , dan Bapak tidak pernah cerita
jika punya adik seperti mereka , namun , saat bue dibawa ke desa , baru tahu
ibu jika kondisinya seperti ini , keluarga kita dikucilkan masyarakat , pernah
terlintas dalam pikiran bue untuk minta cerai , namun , waktu itu sudah ada
kamu , jadi ibu mikirin nasib kamu juga . Dan pada suatu hari ada suatu hal
yang menyadarkan bue jika bue masih beruntung , saat kita mudik ke Wonosobo ,
naik bus dulu waktu kamu masih 4 tahun , waktu busnya macet , waktu hujan deras
, bue melihat keluarga yang hanya hidup di sebuah gerobak , terlihat seorang
anak kecil ada didalam gerobak dan seorang laki-laki yang bue kira itu bapaknya
, dan ibunya menarik gerobak itu menuju emperan toko , bapaknya tadi terlihat
seperti sakit keras , jadi ibunya tadi yang terlihat susah payah , sejak itu ,
ibu bersyukur , ya , walaupun keluarga kita masih kurang mampu , tapi jika kita
mensyukuri nikmatNya , bue yakin , kita akan diberi kenikmatan yang lebih , dan
ternyata iya , bue diberi anugerah anak yang cantik dan pintar serta anak
laki-laki yang sangat kuat dan pintar . “Terang Ibuku .”Oh ... Begitu ya , buk
. Maafin Wulan , ya .” Kataku paham . Ibu hanya tersenyum , namun , senyuman
itu telah membuatku cukup puas .
-_-_-
Sore harinya , Bapak pulang dari tempat kerja , aku tiduran di
amben depan TV sambil menonton Naruto , kartun kesayanganku , Bapak meletakkan
helm nya di meja tamu . Dan duduk di sampingku .”Lan , Bapak sudah dapat
pinjaman 12 juta dari bank , bisa buat beliin sepedamotor buat kamu . “ Jelas
Bapak . “ Maafin Wulan ya , Pak .” Aku berkata dengan lirih . “Lho , lha kenapa
tho , Nduk ?” Tanya Bapak .”Wulan terlalu banyak menuntut kepada bapak , kepada
Tuhan , dan kepada hidup .”Jelasku tapi dengan nada yang masih lirih . “Bapak
gak usah beliin Wulan sepedamotor , seadanya saja . Wulan cukup bersyukur , dan
akan terus bersyukur , karena Wulan yakin Tuhan menciptakan kehidupan yang
keras buat Wulan karena ada maksud Tuhan yang nanti akan Wulan dapat . “
Jelasku . “Maafin Bapak juga ya , Lan .” Bapak berkata seperti itu . Semenjak
kejadian itu , keluarga kami semakin harmonis , walaupun pada akhirnya aku
harus menanggung olokan warga desa tentang kedua pamanku , dan tidak
mendapatkan sepedamotor , namun , semua itu menjadi acuanku untuk terus
berprestasi , terbukti dengan prestasi disekolah yang masuk 3 besar ,
lomba-lomba yang aku menangkan dan aku berhasil mendapat beasiswa ke UGM ,
jurusan kedokteran , untuk menunjang cita-citaku sebagai dokter spesialis
syaraf .
~SELESAI~
Unsur Intrinsik
1.
Tema : Sosial
2.
Tokoh dan Watak
Wulan (
Kurang bersyukur , cengeng , pintar , dan pendendam)
Leni (
Santai )
Ibu Wulan (Bijaksana
, pandai bersyukur , pengalah )
Bapak Wulan (Keras
kepala , kaku )
Luqman (
Perayu )
Simbah Putri (Khawatiran)
3.
Alur :
Maju
4.
Setting
Tempat :
Tempat parkir (Kami langsung menuju parkiran sekolah kami yang berada di
sebelah utara dekat ruang kelas 12)
Waktu :
Pukul 10 pagi (Sekitar pukul 10 sabtu pagi itu . “Bruk” terdengar seperti ada
yang jatuh )
Suasana :
Tegang dan memalukan (Sentak Bapakku didepan ibu – ibu penjual hasil tani ,
pandangan mereka menuju ke arah kami berdua , Bapak seakan tidak peduli betapa
malunya aku disentak oleh seseorang walaupun ayahku sendiri )
5.
Sudut Pandang: Orang pertama pelaku
pertama
6.
Amanat :
Syukurilah apa yang ada disekitarmu , karena Tuhan akan memberikan yang terbaik
untuk kita .
Unsur Ekstrinsik
1.
Biografi Pengarang :
Nama :
Ni’matul Faizah ( Faizah Yudhoyono / Faiz )
TTL :
Boyolali , 18 Oktober 1997
Telah
menulis banyak sekali cerpen , puisi dan lagu yang hanya dipublikasikan di
facebook dan blog-nya Fb : Ni’matul Faizah atau Nimatul Faizah . Twitter :
@Faiznfaizah . Blog : faiznfaizah.blogspot.com atau
monyetremajagila.blogspot.com . Diantaranya Cerpen : Kasih Tak Berujung , Tuhan
Yang Tahu , Cintaku tertinggal di SMP , dll . Puisi : Kisah Bapak Pembeli
rongsokan , Cahaya , Bait untuk Ayah Ibu , Hanya Sebatas Mimpi , Kue Oktoberku
dll . Lagu : Ku rindu , Namun ku Tak Mampu , Letih , Pengkhianat , dll . Saat
ini duduk di kelas X2 , di SMA N 1 Boyolali .
2.
Latar Belakang : Nilai Sosial (
Konflik keluarga serta Keluarga yang dikucilkan masyarakat)
Nilai Keagamaan ( Bersyukur )
Ucapan Terimakasih
1 . Kepada Allah SWT yang telah
menganugerahkan saya kemampuan serta kemauan untuk menulis cerpen ini .
2 . Kepada keluarga kecil saya yang setia
memberi masukan untuk cerpen saya
3 . Kepada Ibu Catur selaku Guru Bahasa
Indonesia kelas X2 dan kelas X yang lain TA. 12 / 13
4 . Kepada teman – teman yang mau menyempatkan
waktu membaca cerpen saya .